Senin, 12 November 2012

BAB II


BAB II
TATA NAMA  TUMBUHAN
Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Cara penamaan yang lebih sistematik dalam tata nama tumbuhan, pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus dalam buku yang ditulisnya, yaitu Systema Naturae ("Sistematika Alamiah").

A.      Tata nama binomial

  Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.
  Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

B.       Aturan penulisan

a)      Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
b)      Nama genus selalu diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies selalu diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
c)      Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut :
1.      Penulisan nama ilmiah yang dicetak harus ditulis dengan huruf miring (huruf italik). Contoh: Aspergilus wentii, Rhizopus sp.
2.      Penulisan nama ilmiah yang ditulis dengan tangan harus diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies. Contoh Penicillium notatum.
d)     Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari deskriptor boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama deskriptor ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
e)        Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari deskriptor (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).
f)       Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil. Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
g)        Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
h)        Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp.
i)          Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".
j)          Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
k)        Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial"
Penentuan nama baru dan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (international Code of Botanical  Nomenclature)
1).   Cara Menulis Nama Jenis
Ketentuan - ketentuan yang harus dipenuhi dalam menulis nama jenis dengan  sistem tata nama binomial adalah sebagai berikut :
a.         huruf pertama dari kata yang menyebutkan marga (genus) ditulis dengan huruf besar, edangkan untuk kata penunjuk spesies ditulis dengan huruf kecil semua . Contoh: Zea mays; Zea = genus mays = spesies
b.         Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring (tanpa garis bawah). contoh: Zea mays bila dicetak ; Zea mays bila diketik.
c.         Bila nama penunjuk jenis pada tumbuhan lebih dari dua kata , kedua kata tersebut harus dirangkaikan dengan tanda penghubung. Contoh: Hibiscus rosa sinensis menjadi Hibiscus rosa-sinensis.
2).   Nama Marga (Genus)
Nama marga (genus) terdiri atas satu kata tunggal yang dapat diambil dari kata apa saja. Huruf pertamanya ditulis dengan huruf besar. Contohnya : Solanum (terung - terungan).
3).   Nama Suku (Famili)
Nama Famili diambil dari nama genus organisme yang bersangkutan ditambah akhiran acceae bila itu tumbuhan. Contohnya : famili Solanaceae dari solanum  + aceae (terung - terungan).
4).   Nama Kelas
       Adalah nama genus + nae, contoh : Equisetum + nae, menjadi kelas Equisetinae.        
5).  Nama Ordo
       Adalah nama genus + ales , contoh : Zingiber + ales, menjadi ordo       Zingiberales.

a.        Taksonomi Tumbuhan
       Identifikasi
Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.
Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat takson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia.
Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan.

buku botani tumbuhan rendah


BAB I
PRINSIP-PRINSIP  KLASIFIKASI
Tumbuhan di dunia ini sangat beragam, baik dalam struktur, bentuk, ukuran, fungsi, maupun yang lainnya. Klasifikasi tumbuhan bertujuan untuk mengelompokkan atau menggolongkan tumbuhan berdasarkan pada sifat dan karakteristik yang ada pada keanekaragaman tumbuhan itu sendiri. Klasifikasi adalah proses pengaturan tumbuhan dalam tingkat-tingkat kesatuan kelasnya yang sesuai secara ideal berdasarkan atas persamaan dan perbedaannya. Semakin kecil tingkatan takson, kesamaan yang diperoleh semakin banyak. Masing-masing takson menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1.      Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2.      Peraturan tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia.
3.      Nama ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4.      Setiap individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah takson yang jenjang tingkatnya berurutan.
5.      Tingkat jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6.      Nama-nama takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk semua marga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7.      Nama suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae
8.      Nama marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dengan sembarang.
9.      Nama ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin
10.  Nama takson tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam bentuk singkatan
A.    Perkembangan sistem klasifikasi
1.      Periode tertua
Periode ini berlangsung dari awal sejak ada kegiatan taksonomi sampai abad ke-4 SM. Pada periode ini belum dikenal adanya sistem klasifikasi yang diakui secara formal. Orang-orang pada saat itu mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan atas manfaatnya, sehingga periode ini dinamakan dengan periode sistem manfaat.
2.      Periode sistem habitus ( abad ke-4 SM sampai abad ke-17 SM)
            Pada periode ini, pengklasifikasian didasarkan atas perawakan (habitus), yang golongan utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna. Theophrastes sebagai bapak Ilmu Tumbuhan juga mengelompokkan tumbuhan menurut umur yaitu: tumbuhan berumah pendek (anual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan berumur panjang (perenial). Selain Theophrastes, adapula beberapa tokoh yang berperan besar dalam perkembangan taksonomi, antara lain :           
a.    Dioscroides, menyatakan pentingnya pemberian deskripsi pada setiap tumbuhan disamping pemberian namanya.
b.    Linius, membedakan pohon ± pohonan, bangsa gandum, sayuran, tanaman obat, rerumputan, dsb.
c.    Magnus, berhasil membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil atas dasar sifat-sifat batangnya.
d.   J. Ray, telah membedakan tumbuhan berkayu, tumbuhan berbatang basah, dan membedakan antara tumbuhan biji tunggal dan tumbuhan biji yang berbelah.
3.      Periode sistem Numerik (permulaan abad ke-18)
Pada periode ini, sistem klasifikasi tumbuhan ditandai dengan sifat sistem yang murni artificial. Klasifikasi ini sengaja dirancang untuk membatu dalam identifikasi tumbuhan. Klasifikasi didasarkan pada jumlah dari suatu organ atau bagian tumbuhan. Carolus Linnaeus adalah tokoh yang paling terkenal pada periode ini. Linnaeus mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan kesamaan jumlah alat-alat kelamin.
4.      Periode sistem klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk atau sistem alam (A bad ke-18 sampai abad ke-19)
Sistem klasifikasi tumbuhan pada periode ini dinamakan sistem alam. Tokoh yang terkenal pada nasa ini adalah J.B de Lamarck. Lamarck berhasil membuat kunci untuk pengidentifikasian tumbuh-tumbuhan dan merupakan perintis lahirnya teori evolusi. De Jussieu membagi tumbuhan berdasarkan ada tidaknya kotiledon menjadi Acotyledoneae, Monocolyledoneae, dan Dicotyledoneae.
5.      Periode sistem filogenetik
Periode ini berlangsung dari pertengahan abad ke-29 sampai sekarang. Tumbuhan digolongkan berdasarkan sejarah perkembangan filogenetiknya sehingga mampu menunjukkan hubungan kekerabatan suatu golongan maupun.individu.  Tokoh yang tekenal pada saat periode ini antara lain:
a.    August Wilhelm Eichler, mengklasifikasikan tumbuhan menjadi dua kelompok yaitu Cryptogamae danP hanerogamae
b.    Adolph Engler, membagi alam tumbuhan ke dalam sejumlah afdeling. Engler juga berpendapat bahwa Monocotyledonae lebih primitif daripata Dycotyledonae, dan bangsa anggrek jauh lebih maju daripada rumput.

6.      Periode Sistem Kontemporer
Ahli-ahli yang berperan dalam system ini antara lain :
1)      Alfred Barton Rendle (1865-1934)
Sistem Rendle didasarkan pada sistem Engler danP rantl, ini merupakan salah satu sistem filogenetik modern yang cukup baik dan berarti. Randle memperlskuksn Dycotyledoneae lebih primitive dibandingkan dengan Monocotyledoneae.
2)      Karl Christian Mez ( 1866-1944)
Karya professor botani dari Jerman pada tahun 1926 menganalisa reaaksi protein untuk melihat hubungan kekerabatan tumbuhan secara genetik.
Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan)/Divisio, Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).

B.     Kriteria Klasifikasi Tumbuhan

Dalam pengklasifikasian tumbuhan perlu diperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a.         Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan; ada tumbuhan bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler).
b.        Organ perkembangbiakannya.
c.         Habitus tumbuhan waktu hidupnya; tegak, menjalar, atau merambat.
d.        Struktur jaringan pengangkut (Xilem dan Floem).
e.         Tipe silinder pusat (stele), ada tiga tipe stele yaitu: Protostele, sifonostele, dan diktiostele.
f.         Bentuk dan ukuran daun ; dikenal dua macam bentuk dan ukuran daun yakni, makrofil dan mikrofil.
g.        cara berkembang biak; seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). pada cara generatif akan diperoleh hasil fertilisasi yang bersifat heterogamet atau isogamet.
h.        Biji, bunga dan buah; ada tidaknya biji dan bunga dapat dipakai untuk menetukan tingkat keprimitifan suatu tumbuhan.
C.    Tujuan klasifikasi makhluk hidup
Klasifikasi makhluk hidup bertujuan untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah :
1.        Berdasarkan ukuran tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak.
2.        Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan yang hidup dilingkungan air (hidrofit), dan tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab (higrofit).
3.        Berdasarkan manfaatnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang, tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
4.        Berdasarkan jenis makanannya.
            Sistem Klasifikasi dalam Sejarah Perkembangan Taksonomi Tumbuhan Sistem klasifikasi yang ada dalam dunia taksonomi tumbuhan, antara lain:
a)      Sistem buatan (sistem artifisial)  
Tujuan klasifikasi ini untuk mempermudah pengenalan, dasarnya hanya satu atau dua ciri - ciri morfologi yang mudah dilihat. Sistem alami Klasifikasi ini mencerminkan keadaan yang sebenarnya seperti terdapat di alam.
b)      Sistem klasifikasi alami
             Merupakan sistem klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk morfologi.
c)      System klasifikasi filogenetik
             System klasifikasi ini berdasarkan pada hubungan kekerabatan suatu golongan maupun.individu.


D.      Manfaat klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk kepentingan  manusia. Adapun manfaat klasifikasi antara lain sebagai berikut.
a.         Menyederhanakan objek studi.
Apabila kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu semua makhluk hidup  yang ada di muka bumi diteliti satu persatu, tetapi cukup dengan sampel atau perwakilan dari objek tersebut yang dianggap sudah mewakili semua. Misalnya untuk mempelajari serangga atau lebah dengan karekteristik yang mewakili serangga tersebut.
b.        Mengetahui hubungan kekerabatan.
Dengan melihat hubungan pengelompokan\klasifikasi tersebut dapat diketahui hubungan kekerabatannya. Misalnya, ayam lebih dekat hubungan kekerabatannya dengan bebek daripada dengan ular.