BAB I
PRINSIP-PRINSIP
KLASIFIKASI
Tumbuhan
di dunia ini sangat beragam, baik dalam struktur, bentuk, ukuran, fungsi,
maupun yang lainnya. Klasifikasi tumbuhan
bertujuan untuk mengelompokkan
atau menggolongkan tumbuhan berdasarkan pada sifat
dan karakteristik yang ada pada
keanekaragaman tumbuhan itu sendiri. Klasifikasi adalah proses pengaturan
tumbuhan dalam tingkat-tingkat
kesatuan kelasnya yang sesuai secara ideal berdasarkan atas persamaan dan
perbedaannya. Semakin kecil tingkatan
takson, kesamaan yang diperoleh semakin banyak. Masing-masing takson
menunjukkan kedudukan atau tingkat dalam hierarki taksonomi tumbuhan adalah sebagai berikut :
1. Unsur
utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan
(identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi.
2. Peraturan
tentang pemberian nama ilmiah perlu diciptakan agar ada kesamaan pemahaman di
antara ahli-ahli Botani di seluruh dunia.
3. Nama
ilmiah adalah nama-nama dalam bahasa Latin atau bahasa yang diperlakukan
sebagai bahasa Latin tanpa memperhatikan dari bahasa mana asalnya.
4. Setiap
individu tumbuhan termasuk dalam sejumlah takson yang jenjang tingkatnya
berurutan.
5. Tingkat
jenis (species) merupakan dasar dari seluruh takson yang ada.
6. Nama-nama
takson di atas tingkat suku (familia) diambil dari ciri khas yang berlaku untuk
semua marga dengan akhiran yang berbeda menurut tingkatnya.
7. Nama
suku (familia) merupakan satu kata sifat yang diperlakukan sebagai kata benda
berbentuk jamak. Nama tersebut diambil dari nama salah satu marga yang termasuk
dalam suku tadi ditambah dengan akhiran -aceae
8. Nama
marga merupakan kata benda berbentuk mufrad atau suatu kata yang diperlakukan
demikian. Kata ini dapat diambil dari sumber mana pun, dan dapat disusun dengan
sembarang.
9. Nama
ilmiah untuk jenis harus bersifat ganda, artinya terdiri atas dua suku kata
yang berbentuk mufrad yang diperlakukan sebagai bahasa Latin
10. Nama takson
tingkat suku ke bawah diikuti nama orang yang memberikan nama ilmiah dalam
bentuk singkatan
A.
Perkembangan
sistem klasifikasi
1. Periode
tertua
Periode ini berlangsung
dari awal sejak ada kegiatan taksonomi sampai abad ke-4 SM. Pada periode ini
belum dikenal adanya sistem klasifikasi yang diakui secara formal. Orang-orang pada saat itu
mengklasifikasikan tumbuhan berdasarkan atas manfaatnya, sehingga periode ini
dinamakan dengan periode sistem manfaat.
2. Periode
sistem habitus ( abad ke-4 SM sampai abad ke-17 SM)
Pada periode ini, pengklasifikasian
didasarkan atas perawakan (habitus), yang golongan utamanya disebut dengan nama
pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna. Theophrastes sebagai bapak
Ilmu Tumbuhan juga mengelompokkan tumbuhan menurut umur yaitu: tumbuhan berumah
pendek (anual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan berumur
panjang (perenial). Selain Theophrastes, adapula beberapa tokoh yang berperan
besar dalam perkembangan taksonomi, antara lain :
a.
Dioscroides, menyatakan
pentingnya pemberian deskripsi pada setiap tumbuhan disamping pemberian
namanya.
b.
Linius,
membedakan pohon ± pohonan, bangsa gandum, sayuran, tanaman obat, rerumputan,
dsb.
c.
Magnus, berhasil
membedakan tumbuhan monokotil dan dikotil atas dasar sifat-sifat batangnya.
d.
J. Ray, telah
membedakan tumbuhan berkayu, tumbuhan berbatang basah, dan membedakan antara
tumbuhan biji tunggal dan tumbuhan biji yang berbelah.
3.
Periode sistem Numerik
(permulaan abad ke-18)
Pada periode ini, sistem klasifikasi
tumbuhan ditandai dengan sifat sistem yang murni artificial. Klasifikasi ini sengaja
dirancang untuk membatu dalam identifikasi tumbuhan. Klasifikasi didasarkan
pada jumlah dari suatu organ atau bagian tumbuhan. Carolus Linnaeus adalah
tokoh yang paling terkenal pada periode ini. Linnaeus mengklasifikasikan
tumbuhan berdasarkan kesamaan jumlah alat-alat
kelamin.
4.
Periode sistem
klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk atau sistem alam (A bad ke-18
sampai abad ke-19)
Sistem klasifikasi tumbuhan pada periode
ini dinamakan sistem alam. Tokoh yang terkenal pada nasa ini adalah J.B de
Lamarck. Lamarck berhasil membuat kunci untuk pengidentifikasian
tumbuh-tumbuhan dan merupakan
perintis lahirnya teori evolusi. De Jussieu membagi tumbuhan
berdasarkan ada tidaknya kotiledon menjadi Acotyledoneae, Monocolyledoneae, dan
Dicotyledoneae.
5.
Periode sistem
filogenetik
Periode ini berlangsung dari pertengahan
abad ke-29 sampai sekarang. Tumbuhan digolongkan berdasarkan sejarah
perkembangan filogenetiknya sehingga mampu menunjukkan hubungan kekerabatan suatu
golongan maupun.individu. Tokoh yang tekenal pada
saat periode ini antara lain:
a.
August Wilhelm Eichler,
mengklasifikasikan tumbuhan menjadi dua kelompok yaitu Cryptogamae danP hanerogamae
b.
Adolph Engler, membagi
alam tumbuhan ke dalam sejumlah afdeling. Engler juga berpendapat bahwa
Monocotyledonae lebih primitif daripata Dycotyledonae, dan bangsa anggrek jauh
lebih maju daripada rumput.
6.
Periode Sistem Kontemporer
Ahli-ahli yang berperan dalam system ini antara lain :
1)
Alfred Barton Rendle
(1865-1934)
Sistem
Rendle didasarkan pada sistem Engler danP rantl, ini merupakan salah satu
sistem filogenetik modern
yang cukup baik dan berarti. Randle memperlskuksn Dycotyledoneae lebih
primitive dibandingkan dengan Monocotyledoneae.
2)
Karl Christian Mez (
1866-1944)
Karya
professor botani dari Jerman pada tahun 1926 menganalisa reaaksi protein untuk
melihat hubungan kekerabatan tumbuhan secara genetik.
Untuk
mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat
klasifikasi (pengelompokan)
makhluk hidup. Klasifikasi
makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk
hidup menjadi golongan atau unit
tertentu.
Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang
sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan)/Divisio, Classis (Kelas), Ordo
(Bangsa), Famili (Suku),
Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).
B. Kriteria Klasifikasi Tumbuhan
Dalam pengklasifikasian tumbuhan perlu diperhatikan beberapa kriteria
sebagai berikut :
a.
Jumlah sel penyusun tubuh tumbuhan; ada tumbuhan bersel
satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler).
b.
Organ perkembangbiakannya.
c.
Habitus tumbuhan waktu hidupnya; tegak, menjalar, atau
merambat.
d.
Struktur jaringan pengangkut (Xilem dan Floem).
e.
Tipe silinder pusat (stele), ada tiga tipe stele yaitu:
Protostele, sifonostele, dan diktiostele.
f.
Bentuk dan ukuran daun ; dikenal dua macam bentuk
dan ukuran daun yakni, makrofil dan mikrofil.
g.
cara berkembang biak; seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif). pada cara generatif akan diperoleh hasil fertilisasi yang bersifat
heterogamet atau isogamet.
h.
Biji, bunga dan buah; ada tidaknya biji dan bunga dapat
dipakai untuk menetukan tingkat keprimitifan suatu tumbuhan.
C. Tujuan klasifikasi
makhluk hidup
Klasifikasi
makhluk hidup bertujuan untuk mempermudah mengenali, membandingkan,
dan mempelajari makhluk hidup.
Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang
dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk
hidup yang memliliki ciri
yang
sama dikelompokkan dalam satu golongan. Contoh klasifikasi makhluk hidup adalah :
1.
Berdasarkan ukuran
tubuhnya. Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi pohon, perdu, dan semak.
2.
Berdasarkan lingkungan
tempat hidupnya. Contoh: Tumbuhan
dikelompokkan
menjadi tumbuhan yang hidup di lingkungan kering (xerofit), tumbuhan
yang hidup dilingkungan
air (hidrofit), dan tumbuhan
yang
hidup di lingkungan lembab (higrofit).
3.
Berdasarkan manfaatnya.
Contoh: Tumbuhan dikelompokkan menjadi tanaman obat-obatan, tanaman sandang,
tanaman hias, tanaman pangan dan sebagainya
4.
Berdasarkan jenis
makanannya.
Sistem
Klasifikasi dalam Sejarah Perkembangan Taksonomi Tumbuhan Sistem klasifikasi
yang ada dalam dunia taksonomi tumbuhan, antara lain:
a) Sistem
buatan (sistem artifisial)
Tujuan
klasifikasi ini untuk mempermudah pengenalan, dasarnya hanya satu atau dua ciri
- ciri morfologi yang
mudah dilihat. Sistem alami Klasifikasi ini mencerminkan keadaan yang
sebenarnya seperti terdapat di alam.
b) Sistem klasifikasi alami
Merupakan
sistem
klasifikasi yang didasarkan atas kesamaan bentuk morfologi.
c) System klasifikasi filogenetik
System
klasifikasi ini berdasarkan pada hubungan kekerabatan suatu
golongan maupun.individu.
D.
Manfaat klasifikasi
Selain memiliki tujuan, klasifikasi juga bermanfaat untuk
kepentingan manusia. Adapun manfaat klasifikasi antara lain sebagai
berikut.
a.
Menyederhanakan objek studi.
Apabila kita akan mempelajari sesuatu tidak perlu
semua makhluk hidup yang ada di muka bumi diteliti satu persatu, tetapi
cukup dengan sampel atau perwakilan dari objek tersebut yang dianggap sudah
mewakili semua. Misalnya untuk mempelajari serangga atau lebah dengan
karekteristik yang mewakili serangga tersebut.
b.
Mengetahui hubungan kekerabatan.
Dengan melihat hubungan pengelompokan\klasifikasi
tersebut dapat diketahui hubungan kekerabatannya. Misalnya, ayam lebih dekat
hubungan kekerabatannya dengan bebek daripada dengan ular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar